Pages

Wednesday, November 24, 2010

Perkembangan Musik Indie

Perkembangan musik di Indonesia semakin berkembang pesat. Terutama band-band baru yang mencoba peruntungannya di aliran musik band indie.  Musik indie sebagai aliran atau genre musik itu “not even exist” ( tidak ada-red), karena yang disebut musik indie itu adalah untuk membedakan antara yang mainstream dengan indie. Jadi musik indie adalah istilah untuk membedakan antara musik yang dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir. Tapi yang pasti indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita punya, do it yourself, etika yang kita punya mulai dari merekam, mendistribusikan dan promosi dengan uang sendiri. Walaupun nantinya akan ada perbedaan lagi antara indie dengan D.I Y itu sendiri. Musik indie tumbuh secara natural di Indonesia dan tidak ada yang memungkiri kalau musik rock n’ roll di Amerika sendiri pun tumbuh secara natural walaupun pada awalnya ditentang oleh orang tua dan pemuka agama. Kalau di Indonesia sendiri adalah imbas karena kita mengidolakan band luar. Maka jika kita telusuri, hampir semua band Indonesia adalah epigon dari band-band luar. Mereka mengawali karir mereka dengan membawakan lagu-lagu dari band luar mulai dari Koes Plus, God Bless sampai band-band awal 90an masih sering membawakan lagu orang.
Sekarang disini kami akan membahas tentang perkembangan musik terutama band Indie di daerah Bekasi. Strive Record, merupakan salah satu perusahaan lokal yang berasal dari bekasi. Strive management membawahi 4 band. The Sabrinas Hardcore, Radio Bandit, Gloomy Little Angel, Marry Pumpkins. Awalnya Strive management berasal dari Strive clothing. Menurut manager dari Strive management, Ebi, menyatakan bahwa band-band indie yang mulai merambah di musik major dikarenakan komersialitas. Misalnya, Killing Me Inside yang bermula dari musik indie dan sekarng berpindah menjadi ke musik major. Berbeda dengan Superman Is Dead yang tetap mempertahankan kualitas musiknya, tetap pada ber genre rock.
The Sabrinas Hardcore, salah satu band indie yang berasal dari Bandung. Terbentuknya band The Sabrinas ini berawal dari keinginan Reza (guitar) dan Mike (drum) untuk membentuk sebuah band beg-genre metal. Dengan formasi awal Teguh (vocal), Reza (guitar), Arief (guitar), Roland (bass), dan Mike (drum) padapertengahan tahun 2008. Karena alasan kesibukan di bidang akademik, Arief dan Roland memutuskan untuk mengundurkan diri dari The Sabrinas.
Tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat The Sabrinas untuk maju, sehingga diputuskan untuk mencari penggantinya. Kemudian Adra (Alexander of Macedonia) memutuskan untuk bergabung di band ini dan mengisi kekosongan di posisi bass, serta ridwan yang mengisi di posisi guitar. Dan akhirnya terbentuklah formasi tetap The Sabrinas yang solid hingga saat ini dan memutuskan untuk merubah konsep music kami menjadi "Newschool Hardcore".

 
Dalam urusan bermusik The Sabrinas banyak dipengaruhi oleh band-band Hardcore luar negeri seperti Hatebreed, Terror, Madball, Municipal Waste, Suicidal Tendencies, Sicl of It All, Have Heart, ISHC, Walls Of Jericho, Agnostic Front maupun band-band local seperti Outright, Under 18, Final Attack, Straight Answer, dan legenda-legenda musik yang dihormati. Saat ini The Sabrinas baru mengeluarkan satu single yang berjudul "We Still Fight".

 
Dalam hal penulisan lirik, The Sabrinas banyak terpengaruh oleh isu-isu politik, kemanusiaan, dan kehidupan social sehari-hari. The Sabrinas merasa tertantang untuk menyuarakan suara dan aspirasi rakyat yang terkucilkan oleh pemerintah dan birokrat-birokrat kotor yang menindas hak-hak dan keadilan masyarakat kecil dan lemah dalam musiknya.

Oleh : Intan Pravinta Andyani

1 comment:

  1. Music indie memang banyak disukai untuk skrng ini apalagi untuk kalangan anak muda,termasuk aku juga sich,so maju terus dunia musik indonesia....

    ReplyDelete